Rabu, 17 Agustus 2011

ANAK KECIL MAIN LUDRUK

Suatu saat ada yang ad pertemanan di facebook, ternyata temen sepermainan ketika ku kelas 4 SD namanya Agus sunarto. dia menulis pesan " gak main ludruk lagi?" begitu aku membaca pesan itu aku terhenyak kaget dan senang karena tulisan pesan itu seperti mambawaku terseret pada lorong waktu masa kecilku. Pusaran waktu melayangkan tubuhku menyusuri file-file episode perjalanan masa kecilku. bagaikan menonton sebuah film semua terpapar indah dalam benak ingatan.
saat itu orang tuaku memiliki sebuah kombong ayam yang sudah tidak di pakai berukuran 5 x 10 m. Aku bersama teman teman sepermainan termasuk agus sunarto menyulap kombong ayam itu sebagai arena taman bermain yang mengasyikkan.
Kira- kira di buat apa ya bekas kombong ayam itu? memikirkan hal itu di usiaku yang sekarang sudah 47 th merasa heran sendiri melihat kenyataan bahwa ketika kecil aku punya pemikiran merubah kombong ayam menjadi "gedung perunjukan ludruk" bentuknya sih jangan dibayangkan seperti gedung wayang orang barata yang ada dijakarta atau gedung gedung pertunjukan pada umumnya. ini adalah gedung versi anak kecil usia 4 th yang terbuat dari bekas kombong ayam yang di bangun dari bambu reot . tapi meski demikian layar dekor (geber yang biasanya terdapat di pertunjukan ludruk) sudah dihadirkan disitu meski terbuat dari karung bekas kemasan beras. ketika itu layar lapis pertama di hias dengan pemandangan alam gunung dan lapis ke dua di gambar dengan pohon pohon menggambarkan hutan dan kedua layar itu bisa ditarik ulur sehingga gambarnya bisa bergonta ganti persis seperti di pertunjukan ludruk. begitu panggung sudah terhias semua lalu kami memikirkan tempat untuk penonton. teman teman bekerja saling bahu membahu membuat tempat duduk penonton dengan memalangkan bambu bambu dalam bentuk memanjang.
kemipun berlatih dengan bersusah payah meniru ceritera dan adegan ludruk persada semirip mungkin. dengan diiring tabuahan dari berbagai kaleng bekas dan panci panci yang sudah berlubang pertunjukan kami sungguh sangat menyenangkan.
lucunya begitu merasa percaya diri tontonanya bagus (kepedean hahaa) terpikir untuk meniketkan pertunjukan itu. Apa mungkin? ( hahaaaa dasar anak kecil) sesuatu yang tidak mungki itu ternyata jadi mungkin berkat kenekatan anak anak kecil itu mereka keliling kampung dengan bergaya seperti kuda lumping sambil menjual tiket ke anak anak kecil se usiannya. (ketika menulis ini aku jadi ketawa ketawa sendiri hahahahahaa) ternyat ada juga yang mau beli tiket untuk nonton hehee dan begitulah lalu pertunjukan pun berlangsung.... yang menjadi pertanyaan tontonan itu bagus apa tidak sampai sekarang belum ada jawaban yang bisa mengkonfirmasi hasilnya  hahahaaaa. hari berikutnya pun berulang seperti kemarin dan pertunjukan berlangsung ...yang jelas sungguh indah masa kecil untuk dikenang.

aku adalah laki laki biasa yag terlahir dari keluarga biasa,orang tuaku memberi nama Rachmad Budiri oramg orang kampung kenalan dan teman temanku memanggil Budiri. aku dibesarkan di
sebuah desa diatas bukit bebatuan bernama Sumbermanjing wt (orang orang menyingkat dengan Sumawe). Ayahku bernama Rawuh dan Ibuku adalah Hari Rahayu.aku adalah anak pertama dari 3 bersaudara adikku  bernama Ivit Swandiri dan yang bungsu bernama Erwin Sulistianto.
berbeda dengan adik adikku yg sejak kecil hingga besar tinggal bersama orang tuaku sedangkan aku sejak kecil hidup  dibesarkan oleh kakek dan nenekku. kakekku bernama Abdul Gafur dan nenekku bernama Sadimah.
namun begitu aku sungguh bersyukur pada Tuhan bahwa aku terlahirdari orang tua yang sangat luar biasa menyayangi aku dan sungguh aku juga sangat berterimakasih kepada kakek nenekku yang membesarkan aku.
cita citaku sejak kecil adalah ingin menjadi seniman.bahwa hidup manusia iitu  saling menginspirasi satu sama lain begitu juga dengan  keinginan kuatku  menjadi seniman yang menggelora dari kecil,  tentunya tidak terlepas dari terinspirasi oleh kehebatan seniman seniman yang aku lihat dimasa kecilku di desa.
kekaguman awalku akan keindahan karya seni adalah ketika melihat sebuah pertunjukan musik dangdut di depan rumahku, ketika itu aku kelas 3 sd dan aku masih ingat waktu itu ,begitu mendengar alunan musik badanku seperti tergerak untuk berjoget dan tanpa malu malu aku naik panggung untuk turut berjoget. namun sayang ditengah keasyikanku berjoget tiba tiba ada seseorang yang menjewer telingaku. ternyata kakekku. aku dijewer supaya berhenti berjoget dan disuruh pulang untuk tidur karena sudah malam.
Terpaksa aku pun harus pulang dan tidur. Dalam tidur pikiranku melayang layang mengembara, menembus batas angan. Diatas mega mega anganku, aku seakan menari dihadapan ribuan penonton yang menyemut memadati colosium pikiranku. dan tepuk tangan yang membahana menggelora di gendang telinga asaku yang membuat  aku semakin bersemangat  memenuhi hasrat irama untuk menari.
aku baru tersadar bahwa semua itu hanya dalam mimpi, manakala aku terbangun dari tidur.
sejak saat itu lah mulai terbersit keinginan  menjadi seniman.
 bisakah sebuah mimpi menjadi kenyataan?
pertanyaan itu tidak pernah terlintas didalam pikiranku masa itu. yang terjadi adalah aku hanya melakukan segala permainan, seperti layaknya anak kecil di desaku yang senang bermain main..adapun permainan yang paling aku suka adalah bermain  menirukan orang orang yang bekerja berkaitan dengan panggung pertunjukan .
 suatu ketika tersiar kabar......didesaku akan ada pertunjukan hebat dan menggemparkan, masyarakat desa di minta berbondong bondong memenuhi halaman depan pasar desa.
semua menyambut gembira, tidak terkecuali aku. sejak siang otakku berputar  mencari akal membuat sesuatu untuk mengambil hati kakekku agar mendapat ijin nonton pertunjukan itu. karena aku yakin kakekku tidak akan pernah  mengijinkan aku keluar malam karena masih kecil. lalu aku pun merayu kakek "kakek nggak capek?" "kenapa le, kakek capek habis kerja" jawabnya. "mau aku injek injek,kek?" (maksudnya "injek injek" bukan maksud kasar tapi gantinya memijat.karena aku masih kecil kalau memijat tentu nggak terasa dan kakek paling senang kalau aku injak injak punggungnya karena seperti dipijat )
tidak selang beberapa lama aku menginjak injak punggung kakekku, aku pun mengeluarkan pemintaan. karena seperti biasanya kalau aku minta uang selalu dipenuhi  namun kali ini ternyata gagal kakekku tidak mengijinkan. dan aku pun berhenti menginjak injak kakekku lalu menangis.
masih dengan menangis aku lalu mendatangi mbak Endang didapur lalu merengek mengajak mbak endang untuk menonton pertunjukan. mbak endang adalah putri angkat kakekku yang sudah beranjak dewasa. orangnya keras disiplin tapi baik. aku memohon agar mbak endang mau mengajakku nonton tapi ternyata mbak endang tidak mau dan ikut ikutan melarangku untuk menonton pertunjukan.harapan satu satunya tinggal nenek. kalau minta ijin nenek pasti langsung di ijinin tapi nenek sangat patuh pada kakek dan tidak mungkin mempengaruhi keputusan kakek.
aku kecewa.dalam kecewa aku sempat membanding bandingkan kenapa kakek tidak seperti nenek ya. kakek dan nenekku sangat berbeda. kalau nenek sangat sabar dan segala permintaanku selalu di turuti sedang kakek sangat keras kalau bilang tidak ya tidak dan sangat disiplin. Nenekku adalah seorang pedagang pracangan yang cukup terpandang di desaku, beliau  wanita tangguh yang pernah aku kenal. pekerja keras yang sangat gigih, berangkat bekerja subuh pulangnya hingga menjelang maghrib. sedangkan kakekku adalah petani cenkeh dan kopi serta sedikit ladang tebu. kehidupan ekonomi keluarga kakekku saat itu sangat lumayan dibanding kehidupan keluarga ayahku.harusnya aku bersyukur tinggal dengan kakekku karena semua hal terpenuhi. berbeda dengan adik adikku yang tinggal dengan ayah dan ibuku tapi dalam kondisi seperti ini seandainya aku tinggal dengan ayah dan ibuku aku yakin ayah dan ibuku tidak akan melarangku menonton pertunjukan itu. bahkan akan turut menemani bersama adik adikku. oh bahagianya.
usai solat maghrib seperti biasanya kakekku pun beranjak ke kamar tidur aku pun menyusul merebahkan tubuhku  ketempat tidur dan mulai pura pura memejamkan mata untuk tidur. dalam terpejam aku berdoa agar kakekku segera melantunkan suara dengkurnya, karena itu suatu tanda bahwa kakekku sudah terlelap dan itu berarti tanda saatnya aku harus bergerilya turun dari tempat tidur. namun ketika jam menunjukkan pkl 18.00 wib belum ada tanda tanda suara nyanyian kakek berkumandang. akupun jadi gelisah. detik demi detik aku menunggu menitpun pun terus berjalan aku semakin gelisah. secercah harapan pun mengembang ketika jam menunjukkan pkl 19.00 wib beriringan dengan suara cecak didinding tiba tiba suara yang aku harapkan pun melantun. kakekku mendengkur. dengan perasaan yang sangat gembira bercampur  was was aku pun beraksi seperti scoobido yang mengendap endap melakukan penyelinapan. dengan gerakan yang sangat perlahan akupun berhasil turun dari tempat tidur dn mengendap endap keluar dari kamar. lalu mememui nenekku di teras rumah minta ijin nonton pertunjukan.nenekku  aku ajak berkonspirasi. aku minta nenek membukakan pintu kalau aku pulang nanti.
dan akhirnya berhasil. aku menonton pertunjukan di depan halaman parkir pasar desa.
Dari kejahuan sudah tampak masyarakat desa meluber memenuhi halaman parkir pasar desa. Disepanjang jalan mendekati pasar, para pedagang menggelar dagangannya. sungguh ramai sekali, tidak seperti biasanya didesaku amat sangat sepi dan gelap karena belum teraliri listrik pada saat itu. akupun melebur diantara kepadatan penonton. karena badanku yang kecil, aku harus mencari tempat yang strategis agar bisa menikmati pertunjukan. dan akupun menerobos kepadatan penoton hingga mencapi tempat yang terdepan.
aku dibuat takjub dengan pemandangan yang ada didepanku,. sebuah mobil besar perusahaan jamu yg sudah dimodifikasi menjadi panggung tampak megah di mataku.
aku sangat beruntung karena ternyata acara baru mau akan di mulai.
4 orang badut berpostur kerdil sedang berjoget  dengan melakukan gerakan gerakan lucu yg mengundang gelak tawa penonton.
sorak sorai dan gelak tawa selalu mewarnai kemeriahan hampir sepanjang  pertunjukan. hanya sesekali penonton harus rela mendapat selingan promosi obat obatan dan beberapa waktu dihentikan untuk memberi kesempatan penonton membeli obat obatan.Aku benar benar terpukau dengan penampialn mereka terutama dengan salah satu badut yg bernama p Mukri. sunggu sangat lucu dan mebuatku sampai terpingkal pingkal disetiap kemunculannya. namun ada awal pasti ada akhir dan kemeriahan itupun harus berahkir.
waktu berjalan begitu cepat tanpa terasa pertunjukan telah  sampai di penghujung acara dan segala sorak soray dan gelak tawapun harus berahkir. satu persatu penonton pun beranjak menuju rumah masing masing begitu juga aku.

Budaya memiliki kekuatan yang dasyat untuk menggerakkan dan menginspirasi perilaku masyarakatnya .begitu juga yang terjadi di didesaku. aku melihat perubahan yang terjadi di kalangan anak anak seusiaku sampai anak anak tingkat usia smp semenjak  perusahaan jamu ternama di indonesia itu memberikan pertunjukan seni semalam.
segala permainan anak anak menjadi menarik apabila dikaitkan dengan perusahaan jamu dan segala permainan yg ada di pertunjukan semalam. anak laki laki berlomba lomba membuat mobil mainan dengan design dibuat mirip mobil perusahaan jamu dan anak anak wanita bermain main sebagai pedagang jamu. sedangkan aku, disetiap kesempatan bermain main aku selalu meniru segala tingkah polah badut yang aku lihat di pertunjukan perusahaan jamu itu.dan segala gerak gerik jogedku selalu membuat temen temenku tertawa dan senang. saking seringnya aku berjoged menirukan badut sampai orang orang sedesaku memanggilku Sukri meniru nama (mukri badut perusahaan jamu yang terkenal didesaku) dan lucunya nama sukri itu melengket terus hingga aku lulus smp.
Tanpa terasa pertunjukan itu sangat kuat masuk mempengaruhiku. sejak malam itu ketertarikanku akan seni pertunjukan samakin kuat menyatu dalam kalbuku.  setiap ada pertunjukan seni mulai kuda lumping, ludruk sampai pertunjukan musik dangdut tidak pernah aku sia siakan.  segala cara aku lakukan untu endapat kesempatan menonton.
hari yang istimewa dan selalu ku tunggu tunggu kehadirannya adalah hari pasaran Pahing.
Pahing adalah salah satu hari diantara deretan hari yang terdapat di kalender jawa. masyarakat desaku menjadikan Pahing sebagai pertanda hari Pasaran dimana semua pedagang,tengkulak dan masyarakat berbondong bondong memenuhi pasar. Berabagi jenis dagangan di jajakan di hari itu mulai bahan  bahan pokok,pecah belah , obat obatan sampai jual beli kambing dan sapi. segala macam teknik merayu pembeli dilakukan ada yang teriak teriak mempromosikan keistimewaan dagangannya, ada yang merubah logat dan gaya bicara menjadi wanita lengkap dengan gaya kemayu yg merayu. ada yag menawarkan sambil berjoget joget diiringi musik, ada yang memberikan pertunjukan sulap dan macam macam pertnjukan yg di sajikan.
dari sekian dagangan yang di sajikan ada sebuah tenda  berukuran 3 x 3 yang paling banyak menarik perhatian.pedagangnya begitu pandai mengolah kata, tampil bagaikan artis profesional berteriak teriak penuh ekspresif mengundang penonton  mengitari tendanya.
"saudara saudari, suwal bedah ngarep mburi.hadirin hadirot kang tumirin clanane mlorot,  good morning selamat pagi di sumber manjing kita jumpa lagi,apa kabar? "  pedagang jamu itu membuka jualannya dengan penuh ceria " bapak bapak ibu ibu sekalian jumpa lagi dengan saya,  kali ini saya membawa kabar gembira buat warga sumawe......sebuah penemuan fenomenal ...yaitu obat mujerab yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit...mulai jantung,paru paru, rematik encok, fli pilek sampai panu gudik kurap,kutil dan cantengen. skarang tidak perlu susah susah mencari obat. dengan obat ini apa keluhan anda maka tombo teko lro lungo....didunia ini kita semua tahu bahwa dengan ijin Allah maka tidak ada yang tidak mungkin" dengan percaya diri pedagang obat itu memperkenalkan dagangannya. "ini saya mempunyai tabung kosong silahkan di periksa kosong...kosong...dan ini saya punya kertas dan ini dalah kertas biasa dimana karakter kertas adalah mudah di sobek sobek" lalu kertas yang di sobek sobek itu di masukkan tabung"dimana mana kertas adalah untuk menulis bukan untuk dimakan. tapi saya akan menunjukkan kalau kertas ini di makan. apa yang terjadi dengan reaksi tubuh kita" pedagang itu lalu memakan kertas itu hingga habis.lalu disusul dengan minum air untuk mendorong dan mempercepat kertas agar masuk kedalam perut, setelah masuk kedalam perut pedagang obat itu membuka mulutnya lebar lebar untuk membuktikan kertas telah habis di telan, semua penonton takjub belum berakhir rasa takjub tiba tiba pedagang itu meringis kesakitan sambil memegangi perut lalu tangannya menujuk mulut tiba tiba dari mulut mucul kertas warna warni panjang sekali , karena panjangnya seakan akan ditarik tarik nggak ada habisnya. penonton dibuat terheran heran melihatnya.
.bagi aku yang paling menarik adalah pertunjukan sulapnya sehingga setiap hari pasaran pahing aku selalu duduk terdepan menjadi penonton setianya.
suatu ketika, aku mendengar berita bahwa di kampung sebelah kedatangan guru ngaji dari Jombang bernama P Tauchid yg mengajar ngaji juga mengajari akrobat.
aku yang bisanya mengaji di masjid akhirnya pindah ke langgar tempat guru ngaji Jomban itu.


Tidak ada komentar: